Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Sabtu, 08 Oktober 2011

Senjaku

Share
sepenggal cerita

sekedar ilustrasi senja
Senja
cahaya terbenam. itulah salah satu momen yang paling kutunggu saat itu. Diatas "trucuk" di pinggiran sungai, menatap gagahnya matahari dengan sinarnya yang meredup. namun, usaha hari itu cukup sudah. menandakan hari berganti, kembali pada keluarga, menghadap pada Sang Penciptanya, dan melepas lelah sejenak.
Warnah merah kekuningan perlahan turun menuju balik pohon terjauh pandangan mata. Tenggelam namun sinarnya masih menyala terang. itulah senja.
Senja ini yang menemaniku melepas lelah sejenak, seharian bergumul dengan buku dengan kecut hati menghadapi ketidakadilan. Melepas lelah mengerjakan tugas rumah tangga sepulang dari kecutnya ilmu yang dibatasi oleh harta. begitulah senjaku, melepas semua lelah meski sinarnya meredup.

dia tenggelam, tak terlihat, namun sinarnya masih dapat dinikmati. Manusia mungkin tidak selamanya ada, namun perbuatannya menerangi meski sudah tenggelam jasadnya. Tapi tetap saja tidak abadi, sinar tersebut akan hilang berganti malam, namun matahari masih bersinar melalui rembulan di malam hari. selalu menyinari. Sang Penguasa alam menetapkan juga, kala semua tenggelam adzan untuk menghadapNya berkumandang. Begitulah, meski sinar senja masih menyala namun matahari tetap saja telah tenggelam, saatnya menghadap kepadaNya melalui magrib.

Manusia yang tenggelam namun sinarnya tetap menyinari tetap harus menghadap Sang Penciptanya atas segala yang telah dilakukannya. siapapun dia. maka ingatlah selalu akan tenggelam maupun bersinar akan selalu ada adzan memanggil untuk menghadapNya.
melepaskan semua keluh kesah dan do'a. Dialah tempat kembali. dan sebaik-baiknya tempat kembali

00.52 WIB
08 Oct 2011
Jakarta

0 comments:

Posting Komentar