Di suatu sekolah, seorang guru memberi tugas kepada para siswanya.
"mulai besok kalian harus membawa kentang satu kantong untuk masing-masing anak. Kentang-kentang tersebut sudah harus dikupas kulitnya. Sekantong kentang itu nantinya akan kalian bawa kemanapun kalian pergi nantinya selama tiga minggu" ujar guru tersebut
"Tapi untuk apa, bu?" salah seorang siswanya memprotes
"Kalian akan mengerti nantinya." jawab guru itu
keesokan harinya, anak-anak sibuk dengan sekantong kentang milik mereka masing-masing. Kemanapun mereka membawanya, baik ketika bersekolah, bermain, bahkan ke kamar mandi. Awalnya, mereka nyaman dengan itu semua namun mereka mulai tidak tahan dengan bau busuk yang ditimbulkan dan beban berat sekantong kentang. Karena tidak tahan dengan bau tersebut, mereka mulai memprotes guru mereka ketika masuk ke kelas.
Guru tersebut tersenyum ketika diprotes, dan perlahan menjelaskan.
"nah, sebagaimana kita tahu, kentang tersebut mengandung karbohidrat atau bentuk lain dari glukosa yang terasa manis, benar kan? Namun, ketika kalian membawanya selama tiga minggu ini, apakah rasa manis yang kalian dapatkan? Tidak, melainkan bau busuk dan berat kentang itu."
"kentang-kentang tersebut ibarat rasa buruk kita terhadap orang lain, benci, dendam, iri, dan sebagainya. pada awalnya terasa manis -menurut kita- namun jika kita bawa kemana-mana rasa buruk tersebut, kita hanya membawa beban berat dan bau busuk. Bahkan kita tidak bisa meletakkan sejenak untuk menghindari baunya kecuali kita melupakannya.Beban berat dan bau busuk hanya akan membuat kita tidak nyaman. Mengapa tidak kita buang saja rasa buruk terhadap orang lain?
memaafkan mereka dan kembali tersenyum atas esok hari."
-dikutip dari cerita seorang yang lebih bijak dari penulis-
Popular Posts
-
Ketika terlintas kata ‘Buku’, yang terpikirkan oleh Antok adalah barang mahal kecuali buku pelajaran wajib dari sekolah atau lebih di...
-
Siang itu, shaf-shaf masjid masih penuh di bagian dalam ruangan utama masjid di kompleks kantor. Imam sholat mulai beranjak dari dudukn...
-
“Hipokrit dan apatis ah kakak!” teriak ruri cengengesan semari berjalan menuju dapur. Gadis 5 tahun ini baru saja belajar -atau lebih te...
-
Sore ini ditemani gemuruh hujan menjelang maghrib. Cuaca yang sama sepuluh tahun lalu terasa berbeda, tak ada sepi menggelayuti. Ketika itu...
-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Doaku untukmu, Sobatku. Kawanku yang jauh disana, Bolehkah saya sedikit bercerita...
-
“Gus, kita tukeran ya? Kan gak bisa kalau satu sekolah ada 2 profesi yang sama.” Sesama fiskus se-almamater meminta saya beberapa wak...
-
sepenggal cerita sekedar ilustrasi senja Senja cahaya terbenam. itulah salah satu momen yang paling kutunggu saat itu. Diatas "t...
-
Di suatu sekolah, seorang guru memberi tugas kepada para siswanya. "mulai besok kalian harus membawa kentang satu kantong untuk masin...
-
Tuhan, kali ini hujanmu Kau letakan di kejauhan Titik-titik air itu ratusan kilometer bercucuran Membiaskan cahaya matahari yg perkasa Me...
-
Secercah cahaya menyibak daun Decit burung Riuh air Deru manusia memburu hidup Kampung halaman tak bersuara lagi Menatap bisu pada hila...
Blogger templates
Follow us at FB
tukang coret-coret
halamannol. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab
0 comments:
Posting Komentar