Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Senin, 24 Maret 2014

Sepotong surat tentang kawan untuk kawan

Share


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Doaku untukmu, Sobatku.


Kawanku yang jauh disana,
Bolehkah saya sedikit bercerita tentang tiga orang yang secara ajaib dikumpulkan oleh surat resmi yang terdengar membosankan? Ah mungkin ceritamu lebih menarik, apalagi pengalamanmu di tempat yang jauh disana, tapi biarkanlah kali ini, saya bertutur tentang kumpulan anak ini. Sejenak luangkan waktumu untuk cerita membosankan ini.
Kumpulan anak yang kumaksud adalah tiga orang konyol yang dulunya sekelas semasa masih betah dengan kebosanan di kelas. Mereka punya sapaan akrab, Simbah, Cecep, dan Bogang. Si konyol yang terakhir disebut paling akhir ikut bergabung dengan mereka. Kali ini mereka berkumpul kembali dengan membawa tanggung jawab yang tak lagi berasal dari kedua orangtua mereka, namun dua organisasi besar.

Kau tahu, kawanku yang mengemban amanah disana,
ada organisasi yang biasanya mengawasi barang masuk dari Negara yang jauh disana, termasuk meminta upeti untuk Negara kita? Cecep inilah di organisasi itu, namun ia berada di balik mejanya untuk menyiapkan segala sesuatu kalau ada yang belum bisa menerima upeti yang harus dia bayar. Pengen berkunjung ke tempatnya? Ah, sayang sekali dia tak lagi disana. Ia kembali kedalam kotak kebosanan itu, tapi mungkin ini akan membuatmu tak menyangka sehebat apa ketika bertemu setelahnya. Si konyol kedua dan ketiga sekarang ini mengemban amanah yang sama untuk organisasi yang jadi tulang punggung Negara ini. Mungkin kau tahu organisasi yang seperti sopir truk yang diminta mengantar barang majikannya namun kurang begitu dipercaya. Truknya mungkin dapat menempuh kecepatan tinggi namun BBM yang diberi terbatas sampai di tempat tujuan atau bahkan kurang, begitupula oli dan angin bannya, padahal sepanjang jalan tak ada bengkel, pom bensin, atau tukang tambal ban. Ah, kita bahas ini nanti kalau kau kemari.

Kawanku, kau suka berpetualang, bukan?
Ketika mereka mulai datang di kota ini, hanya dua orang yang pertama kusebutkan tadi yang berkumpul dahulu, yang ketiga, mungkin akan kuceritakan lain kali kalau sempat. Bertiga mereka suka buat keramaian kalau berkumpul dengan teman-teman mereka. Simbah ini boleh dibilang kalau kita gabung Ted Mosby, dan Peter Griffin ditaruh di kuali Severus Snape ketika buat Ramuan Polijus terus dimasukkan kedalam tubuh Sherman. Booom..! Muncullah pria berkacamata yang tak akan menemukan ukuran sepatunya di kategori dewasa. Dia dengan tiba-tiba bisa secara jenius menciptakan sholat subuh 5 kali di luar waktu shalat itu. Manchester United diakunya klub sepakbola favoritnya, namun sebiji jersey pun tak pernah nempel di badannya, nggak percaya? Kalau si Cecep ini, kau tak akan mengira kalau dibalik motornya, tubuhnya tak lebih tinggi dari si konyol ketiga. Mengalami pertumbuhan (pertumbuhan = tambah kesamping,red) yang luar biasa selama ini, namun tetap semangat 45 untuk urusan sepakbola atau futsal. Penggemar salah satu klub London Utara yang identik dengan ayam, bisa dibilang fanatik. Bahkan kaosnya pun dari sponsor resmi jersey klub itu, yang original. Bogang, well, nothing’s to say about him.
Cerita tentang mereka, alangkah baiknya dari tempat mereka berkumpul, rumah kos. Tempat ini tidak akan menemukan kedamaian kalau mereka ada. Mereka tertawa membangunkan Rumah Kos yang penghuninya sibuk dengan kamarnya oleh jokes Sheldon, yang saya sendiri tidak tahu dimana lucunya. Bagi saya, yang penting bisa tertawa, kalau tidak mengerti, tinggal lihat yang lainnya tertawa, pasti ikut tertawa. Atau ketika Griffin Family mulai berulah, meledaklah lagi tawa mereka. Tapi kadang ruangan mengheningkan cipta ketika Ned Stark menghembuskan nafas terakhir dengan menyedihkan. Kadang mereka menahan nafas melihat Daenerys dengan tenang berucap “Dracarys..” dan Kota Astapor luluh lantak seketika. Mereka kadang dengan pedenya menganggap cerita Theodore Evelyn Mosby tak beda jauh karakternya dengan pria berkacamata dari ramuan polijus tadi. Well, what happens in Tardis, stays in Tardis,The Doctor bilang begitu.

Kau tahu kawanku tentang perjalanan mereka?
Ketiga orang ini bersama beberapa lainnya berjalan lebih dari 6 jam tanpa isitirahat di malam harinya untuk melihat keindahan Ranu Kumbolo. Turns out, mereka malah menemukan Sleeping Bag, Sholat Subuh 5 kali di tengah terik Matahari (tidak patut dicontoh), dan salut bagi pemula berhasil sampai kembali ke Ranu Pane dengan segar bugar (termasuk zombie segar bugar). Mereka bertiga juga dengan tiba-tiba berada di Pantai Papuma, dan hal yang penting terjadi disana malah rapat kecil untuk melobi seorang ibu untuk keperluan next trip mereka. Mereka juga salah satu dari yang meringkuk di batuan Gunung Ijen karena berada disana terlalu pagi sedangkan cuaca kurang berkawan. Ah masih banyak lagi cerita lainnya, misalnya mereka lebih suka jalan berbatu yang hampir sulit dilewati di pinggir jurang daripada jalan mulus di Pacet.

Oiya, mungkin tepat setahun yang lalu, pria berkacamata tadi harus terpacu adrenaline-nya ketika nyaris tenggelam untuk mendapat bingkisan yang kegedean hasil kerja keras si Cecep, sedangkan satunya, ketawa ngikik di belakang perahu ketika meninggalkan Pulau Menjangan, tempat saudara kita Umat Hindu bersembahyang. Well, hari ini dia mungkin sedang kasmaran, kalau orang bilang, menikmati waktunya. Cecep, mungkin saat ini disibukkan dengan paper, makalah, atau presentasi dan mungkin a little bit kegalauan meninggalkan kota ini. Bukan, bukan karena dua yang lainnya, namun harusnya masa kasmarannya digantikan dengan, apa namanya kawan hubungan yang lagi ngetren itu? Ya bener, LDR. Apa? Kau tanya yang terakhir? Tak perlulah, karena dia masih belajar urusan waktu kita kelas 1 SD, yep, membaca dan menulis.

Maaf sekali kawan, kertasku sudah habis, lain kali kita sambung cerita mereka, masih panjang kalau diceritakan detailnya. Atau mungkin cerita lainnya, tentang orang ketiga? Kalau aku malah lebih ingin mendengar ceritamu disana. Kutunggu kisahmu, kawan. Kalau sempat kita bisa duduk bersama mendengarmu bercerita, di dingginnya udara gunung, dengan ditemani kopi panas berasap.



Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
kututup ini dengan do’a untukmu.

Kawanmu yang cukup beruntung,





Dedicated to my two awkward friends who are pursuing their dreams. This is my goodbye for March 8, 2014 and birthday present. 

0 comments:

Posting Komentar