Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Sabtu, 24 November 2012

Hujan

Share

Segelas teh hangat gula obat gula
Singkong meduk hangat, demikian kau menyebutnya
Tawa dan senyum riang
Gerimis lebat di sekitar kita
Tawa kita tak lebih hebat dari guntur dan lebat hujan diluar

Sepetak tanah dibawah genteng berantakan
Ember penuh air mudah ditemukan kala hujan itu
Diatas meja
Tempat menumis sayur
Diatas kasur
Kau tahu, bahkan dibawah kolong tempat tidur
Bukan, bukan tadah air
Karena disitulah biasa disimpan

Singkong hangat menemani badai
Badai?
Oh iya, senyummu sejenak menghapus badai diluar
Tapi didalam petak tanah itu
Bahkan tikus celurut pun merasa tidak aman
Kau menyebutnya "Rumah"
Tempat kita seharusnya pulang.

Ah lama tak pulang aku kalau begitu
Tapi masihkah itu tempat pulang?
Kaupun tak akan menjawab kutanya begitu
Benar kan?

0 comments:

Posting Komentar