"Setiap orang pasti akan berada di titik paling lemah, seberapa pun hebatnya, saat ujian terhebat datang dari Tuhannya"
Itulah yang saya percayai. Meski based on yg terjadi pada orang yang saya kenal, hingga saya benar-benar tahu rasanya. Well, hanya bisa tersenyum menengadahkan wajah ke langit dan berdoa agar tidak salah mengambil langkah.
Mungkin tidak pernah terlintas ketika ada temen yang ditinggalkan kedua orangtuanya, kehilangan segalanya saat bencana, kecelakaan yang merenggut nyawa, atau cacat seumur hidup, semua itu terjadi pada kita. Siapkah saya? Kita tidak tahu sampai benar-benar merasakannya. Setidaknya setiap orang akan mengalami semua itu namun sesuai porsinya. Bukankah Tuhan yang menciptakan kita? Dan Dia pula yang memberi cobaan? Tentunya, Sang Maha Pencipta tahu benar kapsitas yang diciptakanNya. Hanya itu yang bisa saya percayai, karena ketika semua hilang, hanya harapan satu-satunya modal. Kepercayaan, kadang tidak mudah diberikan, namun itu kadang menjadi alasan kuat untuk tetap berdiri di badai.
Ah rupanya mulai melantur bak profesor sosiologi berceramah pada mahasiswanya atau bahkan bak motivator dihadapan orang-orang yang entah saking bodohnya butuh orang lain untuk mengenal dirinya. Saya bukanlah profesor ilmu sosial atau motivator, hanya sekedar belajar dari kehidupan 23 tahun 4 bulan yang pernah saya jalani. Mungkin boleh dikata saya ini mahasiswa abadi karena menurut saya 23 tahun 4 bulan hanyalah waktu yang singkat untuk belajar. Mungkin sudah semester 47. nah kalo yang semester 9 saja nyerah muak belajar, saya ini, kalo orang Magelang bilang, pekok benar. Begitulah, bahkan kadang masih nanya ke Tuhan : "apa yang harus saya lakukan?".
Sekali lagi, ini semua hanya renungan dari mahasiswa yang tak kunjung lulus kuliah kehidupan.
Popular Posts
-
Ketika terlintas kata ‘Buku’, yang terpikirkan oleh Antok adalah barang mahal kecuali buku pelajaran wajib dari sekolah atau lebih di...
-
Siang itu, shaf-shaf masjid masih penuh di bagian dalam ruangan utama masjid di kompleks kantor. Imam sholat mulai beranjak dari dudukn...
-
“Gus, kita tukeran ya? Kan gak bisa kalau satu sekolah ada 2 profesi yang sama.” Sesama fiskus se-almamater meminta saya beberapa wak...
-
“Hipokrit dan apatis ah kakak!” teriak ruri cengengesan semari berjalan menuju dapur. Gadis 5 tahun ini baru saja belajar -atau lebih te...
-
Sore ini ditemani gemuruh hujan menjelang maghrib. Cuaca yang sama sepuluh tahun lalu terasa berbeda, tak ada sepi menggelayuti. Ketika itu...
-
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Doaku untukmu, Sobatku. Kawanku yang jauh disana, Bolehkah saya sedikit bercerita...
-
sepenggal cerita sekedar ilustrasi senja Senja cahaya terbenam. itulah salah satu momen yang paling kutunggu saat itu. Diatas "t...
-
Di suatu sekolah, seorang guru memberi tugas kepada para siswanya. "mulai besok kalian harus membawa kentang satu kantong untuk masin...
-
Tuhan, kali ini hujanmu Kau letakan di kejauhan Titik-titik air itu ratusan kilometer bercucuran Membiaskan cahaya matahari yg perkasa Me...
-
Secercah cahaya menyibak daun Decit burung Riuh air Deru manusia memburu hidup Kampung halaman tak bersuara lagi Menatap bisu pada hila...
Blogger templates
Follow us at FB
tukang coret-coret
halamannol. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab
0 comments:
Posting Komentar